Apakah Doa dan Usaha Boleh Mengubah Takdir?



Terkadang kita mendengar suara keluhan seseorang bahwa saya sudah beribadah dengan sungguh-sungguh shalat, puasa, tapi tetap saja saya miskin, fakir, dan tidak memiliki apa-apa seperti halnya orang lain. Ah … mungkin inilah yang sudah ditakdirkan oleh Allah untuk saya. Dan mungkin Allah memang sudah menetapkan nasibku seperti ini.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, mempercayai qada dan qadar adalah rukun iman yang ke enam atau yang paling terakhir, hukumnya wajib dipercayai, diyakini dan diamalkan dengan sebenar-benarnya.
Namun qada dan qadar ini mendatangkan dua efek, kesan, dan pengaruh yang saling kontradiktif apabila seseorang tidak memahami dengan betul akan makna takdir ilahi. Kedua kesan ini adalah:
1) Kesan yang pertama, ummat Islam tidak pernah akan merasakan stress dalam hidup. hidupnya senantiasa dalam keadaan nyaman dan tenteram, serta terhindar dari sifat sifat mazmumah seperti, iri hati, dengki. Dan meskipun dia hidup dalam suasana persaingan, maka ia akan menjalani persaingan dengan cara yang sehat, sebab dalam hatinya segala apa yang menimpa dirinya sama halnya ia baik ataupun buruk, tetap akan diserahkan kepada Allah. Ini adalah kesan yang positif dari pada qada dan qadar.
2) Kesan yang kedua adalah, seseorang boleh saja dengan alasan takdir, ia akan mengatakan tidak usah berusaha bersusah payah, toh semuanya sudah ditentukan oleh Allah yang Maha Kuasa. Tidak perlu belajar dan tidak perlu bekerja keras. Ini tentunya kesan yang negative pada diri seorang mu’min. kemungkinan inilah yang membuatkan Nabi melarang para sahabat untuk mendalami masalah takdir, beliau berkata:
وَإِذَا ذَكَرَ (أَصْحَابِي) اَلْقَدْرَ فَأَمْسِكُوْا -الطبراني-.
"Jika sahabatku menyebut perkara takdir, maka hentikanlah mereka (membahas takdir)”
Ada dua hal yang perlu kita bicarakan mengenai takdir Allah, yaitu:
Pertama: Takdir merupakan rahasia Allah.
Oleh karena itu tak satupun manusia dalam dunia ini yang mampu mengetahui jangka nyawanya atau ajal kematiannya, di mana akan mati? (di kampung sendiri ataukah di luar kampung, di negara sendiri ataukah di luar negara), tatkala mati dalam keadaan apa?
Apakah kematiannya disebabkan oleh karena sakit, kecelakaan, atau mati biasa. Begitu juga halnya dengan rezki yang diperoleh, berapa banyak jumlahnya?. Bahkan Rasulullah Saw tidak sanggup menembusi hal-hal ghaib tersebut termasuk takdir ilahi. Disebutkan di dalam al-Qur’an:
قُل لاَّ أَقُولُ لَكُمْ عِندِي خَزَآئِنُ اللّهِ وَلا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلاَّ مَا يُوحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَفَلاَ تَتَفَكَّرُونَ -الأنعام: 50-.
"Katakanlah:"Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku ini malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang telah diwahyukan kepadaku. Katakanlah:"Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat". Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)”.
Kerahasiaan ini ditegaskan dalam firman Allah:
وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُهَا وَلاَ حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأَرْضِ وَلاَ رَطْبٍ وَلاَ يَابِسٍ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ -الأنعام: 59-.
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melaimkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
Dalam masalah ajal kematian, Allah telah menegaskan dalam firmanNya:
إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَداً وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ -لقمان: 34-.
"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Kedua: Perubahan Takdir.
Kalau saya katakan bahwa takdir boleh berubah, kemungkinan besar banyak yang tidak setuju dan merasa heran dan bertanya “kok takdir boleh berubah?” bukankah dalam riwayat penciptaan manusia, bahwa ketika masih dalam rahim ibu, tatkala usia kandungan telah mencapai umur 40 hari, Malaikat diperintahkan oleh Allah untuk menulis catatan. Di antaranya adalah mengenai ajal, rezeqi dan kehidupan baik dan buruk. Bukankah ini takdir Allah yang sudah ditetapkan dan akan di bawa dalam kehidupan seseorang sesuai dengan ketentuan-ketentuan tersebut?.
Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kalau saya uraikan definisi Qada dan Qadar.
Qada bermaksud pelaksanaan, hasil, buah (realisasi), Adapun qadar bermaksud sukatan (anggaran). Namun dalam bahasa melayu kedua-duanya digabungkan menjadi satu yaitu istilah TAKDIR. Kemudian Takdir tersebut terbagi kepada dua bagian iaitu: Qada Mubram dan Qada Mu’allaq.
1) Qada Mubram: Adalah ketentuan Allah Taala yang pasti berlaku. Semua manusia pasti akan menghadapinya, ingin atau tidak, mahu atau tidak mahu, senang ataupun tidak, setiap orang pasti akan menjumpainya, sebab hal tersebut tidak dapat dihalang oleh sesuatu apa pun. Sebagai contohnya adalah perkara kematian. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوَكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ -الأنبياء: 35 -.
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”.
Jadi masalah kematian merupakan perkara yang pasti dihadapi oleh setiap manusia. Karena ia merupakan suatu kepastian maka dinamakan sebagai Qada Mubram. Oleh karena itu Allah tegaskan jenis Qada ini dalam surah ar-Ra’ad, ayat: 11:
{وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلاَ مَرَدَّ لَهُ -الرعد:11-.
"Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.
Rasulpun pernah bersabdah tentang jenis Qada ini:
(إِنَّ رَبِّي قَالَ: يَا مُحَمَّدْ، إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لاَ يُرَدُّ) -مسلم-
"Sesungguhnya Tuhanku berkata padaku: Wahai Muhammad! Sesungguhnya Aku kalau sudah menentukan sesuatu maka tiada seorangpun yang sanggup menolaknya”.
2) Qada Mu’allaq: Adalah takdir yang digantung atau bersyarat, dalam artian ketentuan tersebut boleh berlaku dan terjadi, dan boleh juga tidak terjadi pada diri seseorang, bahkan ia bergantung kepada usaha manusia itu sendiri, Qada ini yang telah disampaikan oleh Allah kepada Malaikat dan disimpan olehnya, jenis Qada ini telah ditegaskan oleh Allah ta’ala:
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ -الرعد: 11-.
"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.
Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa seseorang mampu merubah nasib dengan usaha sendiri, dan dengan izin Allah Swt. Oleh karena itu agama memberikan dua syarat utama untuk mengubah takdir, yaitu dengan cara memperbanyak doa dan menyambung silaturrahim.
Dalam kaitannya dengan perubahan umur manusia, para ulama berselisih faham tentang bolehkan berubah atau tidak?, bolehkan dipanjangkan atau dikurangkan?. Hal ini disebabkan oleh adanya sumber hukum yang secara zahir dari al-Qur’an yang menyatakan dengan jelas bahwa umur seseorang tidak akan ditambah ataupun dikurangkan, yaitu firman Allah:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاء أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ -الأعراف: 34-.
"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu (kematian); maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”.
Di samping ayat tersebut, terdapat juga hadits yang secara zahir menjelaskan bahwa doa dan silaturrahim dapat memanjangkan umur seseorang, dan mampu melapangkan rezqinya. Hadits tesebut adalah
(لاَ يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ، وَلاَ يُزِيْدُ فِى الْعُمْرِ إِلاَّ الْبِرُّ) -الترمذي-
"Tidak ada yang mampu menolak takdir Allah kecuali doa”.
Oleh karena itu, doa’ dalam Islam sangat digalakkan dan Allah menjanjikan akan menerima doa seseorang mukmin yang betul-betul mengharap diterima doanya, firman Allah:
(وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ) -المؤمنون: 60-.
"Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu..” (QS Al-Mu’min 60).
Ayat ini dapat dipahami lebih mendalam bahwa doa disyariatkan dalam Islam pada dasarnya untuk merubah nasib seseorang, sebab apalah gunanya seseoarang berdoa kalau ia tidak mengharap perubahan dari Allah. Baik perubahan umur dengan dipanjangkan umurnya, atau mengharap rezki dengan meminta ditambahkan rezkinya.
(مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأُ لَهُ فِي أَثْرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ) -البخاري-
"Siapa saja yang ingin dimudahkan rezqinya, dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung silaturrahim”.
Kalau dicermati dan direnungkan, memang Allah dalam kenyataan ayat 34 pada surah al-A’raf di atas tidak akan merubah ajal seseorang, tapi perlu diketahui takdir yang dibagi kepada setiap insan itu bukan hanya satu takdir, melainkan ada beberapa takdir.
Contohnya, Allah menentukan ajal si fulan untuk hidup selama 60 tahun, di samping itu juga Allah bagi takdir lain untuk hidup sampai 70 tahun lamanya. Dalam artian sesuai dengan hadis di atas kalau si fulan menyambung silaturrahmi maka takdir kedua akan ia capai, tapi kalau tidak maka ia akan dibagi takdir yang pertama, yaitu akan hidup hanya sampai 60 tahun saja.
Pendapat ini telah ditegaskan oleh Ibnu Qutaibah dalam kitabnya “Ta’wil Mukhtalaf al-Hadits”, beliau menjelaskan bahwa “Ta’jil” memiliki dua makna: pertama: Kehidupan yang lapang, kemudahan rezqi dan sehat jasmani. Kedua: Penambahan umur, di mana Allah Swt mentakdirkan seseorang dengan dua takdir umur, yaitu 100 dan 80, jika seseorang menyambung silaturrahim maka ia akan mencapai 100 tahun umurnya, namun jika tidak maka ia hanya akan dapat umur 80 tahun.
Hal serupa dinyatakan oleh Ibnu Hajar dalam kitab “Fathu al-Baari”, beliau menerangkan bahwa sesungguhnya hadits dan ayat “Ta’jil” boleh digabungkan bersama, yaitu dengan memahaminya kepada dua bahagian. Yang pertama: Maksud penambahan adalah Allah menambahkan keberkatan hidup bagi seorang mu’min yang menjalin silaturrahim. Yang kedua: Hakikatnya adalah penambahan umur, di mana seseorang yang menjalin dan menyambung silaturrahim akan ditambahkan umurnya secara angka.
Beliaupun memberikan contoh umur, misalnya, umur seseorang ditentukan Allah antara enam puluh tahun dan seratus tahun, takdir pertama (enam puluh tahun) dinamakan sebagai Qadha Mubram, sementara umur seratus tahun adalah Qadha Mu’allaq. Namun penambahan di sini adalah sesuai dengan ilmu Malaikat dan pengetahuannya, bukan ilmu Allah. Dalam hal ini Ibnu Hajar memilih penafsiran pertama yaitu menerjemahkan penambahan umur sebagai bentuk keberkatan hidup.
Pada permasalahan lain, misalnya penyakit, dalam satu riwayat disebutkan bahwa, penyakit dan obat merupakan takdir ilahi.
يَا رَسُوْلَ اللهِ أَرَأَيْتَ رِقًى نَسْتَرْقِيْهَا وَدَوَاءٌ نَتَدَاوَى بِهِ وَتُقَاةٍ نَتَّقِيْهَا، هَلْ تَرُدٌّ مِنْ قَدْرِ اللهِ شَيْئًا ؟ قَالَ: هِيَ مِنْ قَدْرِ اللهِ -الترمذي-.
“Ya Rasulallah bagaimana pandangan engkau terhadap Ruqyah-ruqyah yang kami gunakan untuk jampi, obat-obatan yang kami gunakan untuk mengobati penyakit, perlindungan-perlindungan yang kami gunakan untuk menghindari dari sesuatu, apakah itu semua bisa menolak takdir ALLAH ?Jawab Rasulullah saw : Semua itu adalah (juga) takdir ALLAH”.
Satu riwayat juga disebutkan bahwa tatkala Umar bin Khattab dan rombongannya melakukan perjalanan ke suatu tempat di Syiria, dan beliau tiba-tiba dikabarkan bahwa tempat yang dituju sedang dilanda penyakit wabak, (penyakit menular), kemudian Umar bermusyawarah dengan rombongan untuk mencari jalan keluar (way out ), lantas Umar dan rombongan sepakat untuk membatalkan perjalanan tersebut dan kembali ke Madinah, kemudian salah seorang sahabat yang bernama Abu Ubaidah tiba-tiba memprotes keputusan Umar yang tidak ingin melanjutkan perjalanan:
فَقَالَ أَبُو عُبَيْدَة بْن الْجَرَّاحِ: أَفِرَارًا مِنْ قَدَرِ اللَّهِ؟ فَقَالَ عُمَرُ: "لَوْ غَيْرُكَ قَالَهَا يَا أَبَا عُبَيْدَةَ – وَكَانَ عُمَرُ يَكْرَهُ خِلاَفَهُ – نَعَمْ نَفِرُّ مِنْ قَدَرِ اللَّهِ إِلَى قَدَرِ اللَّهِ".
Abu Ubaidah bin al-jarrah berkata““Apakah kita hendak lari menghindari taqdir Allah?” Umar menjawab: “Benar, kita menghindari suatu taqdir Allah dan menuju taqdir Allah yang lain”.
Hadits ini memberikan gambaran jelas bahwa takdir itu bukan hanya satu melainkan berbilang.
Untuk mengakhiri bahasan ini saya sebutkan suatu kisah, di mana pada suatu hari malaikat Izra`il, malaikat pencabut nyawa, memberi kabar kepada Nabi Daud a.s., bahwa si Fulan minggu depan akan dicabut nyawanya. Namun ternyata setelah sampai satu minggu nyawa si Fulan belum juga mati, sehinggalah Nabi Daud bertanya, mengapa si Fulan belum mati-mati juga, sementara engkau katakan minggu lepas bahwa minggu depan kamu akan mencabut nyawanya.
Izra`il menjawab, "ya betul saya berjanji akan mencabut nyawanya, tapi ketika sampai masa pencabutan nyawa, Allah memberi perintah kepadaku untuk menangguhkannya dan membiarkan ia hidup lagi untuk 20 tahun mendatang, Nabi Daud bertanya, mengapa demikian?, Jawab Izra`il: orang tersebut sangat aktif menyambung silaturrahim sesama saudaranya. Karena itu Allah memberikan tambahan umur selama 20 tahun kepadanya.
Jadi sebagai kesimpulan, semua peristiwa, kejadian dan keadaan yang telah dan yang akan kita hadapi, semuanya di dalam pengetahuan dan pengamatan serta kekuasaan Allah, yang tidak terbelenggu, tidak diikat dan tidak dibatasi oleh masa.
Takdir ada yang boleh berubah dan ada yang tidak akan berubah, yang boleh berubah dikenal dengan istilah Qada Mu’allaq, yaitu takdir yang bergantung dan bersayarat, sementara takdir yang tidak akan berubah dinamakan sebagai Qada Mubram, yaitu takdir yang pasti berlaku pada diri seseorang.
Adapun langkah untuk merubah takdir (nasib) yang mu’allaq adalah sebagai berikut:
1) Berusaha, yaitu dengan melakukan aksi terhadap apa saja yang diinginkan terjadi perubahan atasnya.
2) Berdo’a, yaitu memanjatkan harapan kepada Allah terhadap maksud yang diinginkan diqabulkan olehNya.
3) Tawakkal, yaitu menunggu keputusan, hasil daripada usaha dan doa yang diminta.
Setelah hal di atas dilakukan, maka kita tinggal menunggu ketentuan Allah yang disebut dengan (takdir). Dan untuk menambahkan keyakinan kita terhadap perubahan takdir mu’allaq, ada baiknya kita renungi bersama ayat di bawah ini:
يَمْحُو اللّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِندَهُ أُمُّ الْكِتَابِ -الرعد: 39-
"Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan disisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh)”.

Semoga segala amal dan doa yang kita panjatkan kepada Allah Swt, boleh menurunkan qada mu’allaq yang Allah sudah sediakan kepada kita semuanya. Amin.



Semoga Bermanfaat | Sebarkan cintaNya

Tips Tangani Anak Panas Baran



Assalamualaikum buat pembaca budiman semua.
Saya merasa amat terpanggil untuk berkongsi dengan anda tips2 yang terbaru berkaitan pendidikan anak-anak. Saya juga sebagai seorang bapa cukup merasai bagaimana mencabarnya tugas dan tanggungjawab ibubapa hari ini.
Saya berkongsi sedikit berkaitan pelayar yang melawat blog ini setiap hari. Puratanya sekitar 150 kali sehari. Ini menunjukkan betapa ibubapa hari ini amat memerlukan panduan dan dorongan untuk mendidik anak-anak.
Saya ingin berkongsi satu tips untuk mengatasi anak yang panas baran. Perkongsian ini merujuk kepada penulisan Sdr Rashidah Mustaffa dalam SOLUSI keluaran 42 mukasurat 30 – 31. 
Bagus untuk dibaca oleh semua ibubapa.


Antara sebab yang menjadi anak-anak panas baran ialah :
1. Faktor genetik.
2. Rasa lapar.
3. Keletihan.
4. Tidak mendapat apa yang dikehendaki.
6. Tidak mendapat perhatian.

Antara saranan penulis untuk mendidik anak mengawal kemarahan ialah :
1. Marah kerana Allah SWT.
2. Urus kemarahan anak-anak dengan cara yang hikmah.
3. Sentiasa ingat Allah.
4. Perbanyakkan ta’awwuz.
5. Berdiam diri.
6. Tenangkan dan ubah posisi.
7. Menghukum.
8. Hayati sirah Nabi SAW.

Tips untuk anak panas Baran
1. Azankan di telinga kanan anak-anak semasa mereka hampir terlelap tidur sebanyak 7 kali.
2. Jaga pemakanan. Elakkan daripada makanan ringan (jajan), jeruk, air berkarbonat dan buah epal hijau. Sebaliknya bagi mereka kismis mengikut bilangan ganjil.
3. Jaga pergaulan. Jangan biarkan anak-anak berada diluar rumah pada waktus senja sehingga Isyak.
4. Bacakan surah al-Soffat, surah al-Jin dan Surah Yassin pada air. Kemudian mandikan anak-anak dengan air tersebut dan juga jadikan minumannya.

Untuk bacaan lanjut sila rujuk kepada Majalah Solusi keluaran 42.
Semuga bermanfaat untuk pembaca budiman.

sumber : Ketua Editor AnakkuSoleh.Wordpress.com


Semoga Bermanfaat | Sebarkan cintaNya

Didiklah anak-anak perempuan kita untuk menjadi..






1. Dai’eyah (داعية)

Berusaha untuk menghidupkan usaha dakwah Nabi saw, dengan tujuan untuk memperbaiki diri kepada iman yang sahih, dan amal yang mengikut sunnah Rasulullah saw. Dan dalam masa yg sama, menggalakkan suami & mahramnya utk memperbaiki diri mereka juga dgn membuat pengorbanan diri, harta dan masanya, untuk berjumpa dgn umat di serata alam.



2. A’limah (عالمة)


Fasih dalam ilmu pengetahuan agama, mengetahui selok belok ilmu masaiel (hukum ahkam agama) dan fadhaiel (kelebihan amalan agama), dan berusaha untuk menghidupkan majlis taa’lim di dalam rumahtangganya dan untuk wanita & anak-anak di kawasan kejiranannya.




3. A’bidah (عابدة)


Melapangkan masa hariannya, untuk beribadah kepada Allah dengan mengamalkan zikir-zikir, doa-doa, dan memperbanyakkan bacaan Al Quran. Dan yang paling penting, dia menjaga solatnya supaya ditunaikan di awal waktu, memperbanyakkan solat sunat (terutama tahajud) dan menggalakkan mahramnya untuk solat berjemaah di masjid.





4. Khodimah (خادمة)



Mahir dan suka berkhidmat untuk suami, anak-anak, ibubapa, keluarga dan masyarakat. Pandai memasak, menjahit, mengemas rumah, mengurus anak-anak dll. Sifat ini akan mendekatkan seseorang dengan Allah serta menjadikan anak kita lebih tawaddhu’ dan taat.




5. Murobbiyah (مربية)


Menjadi pendidik buat anak-anaknya, kerana sekolah yang pertama buat anak-anak ialah ibunya. Mendidik anak-anak nya dengan cara sunnah, dan menjadikan Rasulullah saw & sahabat-sahabat r.ahum sebagai idola kejayaan mereka. Kerana matlamat kejayaan yg dikehendaki olehnya adalah matlamat kejayaan di sisi Allah iaitu, taat perintah Allah mengikut cara yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw.





InsyaAllah, semoga Allah swt kurniakan kepada kita taufiq dan hidayah untuk mengamalkannya dan menyampaikan pada orang lain. 
Aamin.




Rujukan : http://anakkusoleh.com/
Semoga Bermanfaat | Sebarkan cintaNya

Bicara hati : Anggapan Kita




Kealpaan sering melanda diri..
ujian sering menghujani diri..
kesedihan sering menghinggap diri

Apa diri ku tidak layak menerima syurgaMu, ya Allah??
Apa diri ku tidak layak menerima  cintaMu, ya Allah??
Apa diri ku tidak layak menerima perhatianMu, ya Allah??

Begitulah soalan yang sering timbul dalam hati dan minda kita…
Aku tidak segan silu untuk katakan “TIDAK, itu semua anggapanmu sahaja!!”
Walhal setiap apa yang berlaku itu sebagai satu tanda amaran kasih sayang dari Allah,
Agar kita refleksi atau muhasabah diri balik..

Allah Maha Pemalu,
 untuk tidak menunaikan doa orang-orang yang bersungguh-sungguh..
Allah Maha Perindu,
Kerna rindukan tangisan taubat dari seorang yang bergelar hamba..
Ya Allah… lalainya aku dengan kehangatan cinta dunia yang hanya sementara ini..
Sedangkan mati itu lebih dekat dengan aku..

Berikanlah aku hidayahMu ya Allah…
Selimutkanlah aku dengan kasih sayang Mu ya Allah…
Lindungilah mataku daripada liar melihat duniaMu ya Allah…
Tutuplah hatiku agartidak lalai dari mengingatiMu ya Allah..

Amin ya Rabbal alamin…

by me : Hamba Allah





Semoga Bermanfaat | Sebarkan cintaNya

Dari Dapur: Ayam Masak Sos




Bismillahirrahmanirrahim..

Assalamu’alaikum…

Untuk kali ini, aku ingin berkongsi satu resepi yang entah orang pernah buat atau pun tidak…
Tapi aku dah mecubanya.. anda pula bagaimana?? (^.^)

Tapi sebelum tu, aku teringat kata-kata ibuku sewaktu dulu..
Dipendekkan cerita, ibu pernah ada restoran time kami adik-beradik masih kecil..
Ibu kata sejak ibu buka restoran dulu selera mumy kurang disebabkan terhidu masakan sendiri..
Rasanya, tak hairanlah bila orang sekarang akan tanya kepadaku “kenapa makin kurus??”
(perasan sekejap ^.^)

Sebab kat rumah seleraku makin kurang sejak jadi tukang masak waktu cuti semester ni..
Rindukan masakan keluarga, at last aku pula yang jadi tukang masak untuk theyOrang…hehe…
Takpalah… 

okey, nak sambung semula resepi yang nak diSHAREkan tu…


Masakan : ayam masak sos (tengok nama macam pernah dengar)
Ramuan :
1.      Cili giling
2.      Sos tiram
3.      Sos cili
4.      Tepung jagung
5.      Bawang merah (secukupnya)
6.      Bawah putih (secukupnya)
7.      Halia
8.      Serai (setangkai)
9.      Bawang besar (sebiji sudah cukup)
10.  Ayam ( berapa banyak pun boleh)
11.  Telur (sebiji)
12.  Bahan2 biasa : garam, ajinamoto atau secukup rasa (maggi) dan gula ; last sekali
13.  Tepung (Kentucky)

Nampak macam banyak, tapi sebenarnya tidak. bak kata orang-orang tua, makin banyak ramuan, makin sedap masakan.. Cuma jangan silap, kena pandai mainkan rasa masakan juga k… sooooooooooo,



How to make it: -
-          Goreng ayam
1.      Masukkan tepung (Kentucky) ke dalam satu bekas yang boleh memuatkan kuantiti ayam yang telah dipotong-potong.
2.      Kemudian, masukkan sebiji telur yang telah dipecahkan.
3.      Gaul sehingga sebati.
4.      Sementara itu, panaskan minyak dahulu k…
5.      Masukkan dan ratakan tepung dengan ayam tersebut.
6.      Setelah rata, tak perlu ragu-ragu untuk masukkan ayam ke dalam kuali yang telah panas.


Sementara menunggu ayam yang digoreng tu masak, jom kita belajar cara buat kuah pula..
Tapi jangan pula biarkan ayam tu sampai hangus k…

-          Kuah sos
1.      Tumiskan bawang merah, bawang putih, serai, dan halia sehingga warna bawang berubah menjadi kekuning-kuningan (lebih kurang macam warna emas).
2.      Setelah itu, masukkan sekali semua ramuan-ramuan yang lain seperti cili giling, sos cili, sos tiram..
3.      Tambahkan air (secukupnya) ke dalam masakan..
4.      Kacau hingga sebati..
5.      Masukkan tepung jagung yang telah dilarutkan dengan air ke dalam masakan…
6.      Kacau sehingga sebati..
7.      Tunggu sehingga kuah mendidih.
8.      Jangan lupa untuk sedapkan masakan dengan menambah garam, ajinamoto atau secukup rasa serta sedikit gula..
9.      Setelah mendidih, jangan lupa tambah bawang besar untuk naikkan wangian masakan.
10.  After that, terpulang anda untuk masukkan ayam yang telah digoreng tadi  ke dalam kuali untuk dimasakkan sekali dengan kuah ; atau
11.  Tuangkan terus kuah ke dalam bekas yang berisi ayam.

Selesai! Anda dah BERJAYA… tahniah!

Sekarang, bolehlah bawa keluarga menikmati hidangan Ayam Masak Sos bersama..











by me : dari dapurQ.. ^.^


Semoga Bermanfaat | Sebarkan cintaNya

Bicara Hati : Makhluk yang Bernama *hati*




Bismillahirrahmanirahim...

Hati merupakan makhluk ciptaan Allah yang hanya Allah boleh menilainya,
segala yang manusia nilai itu hanya sekadar luaran, walhal Allah lebih tahu maksud dalaman.
Begitulah hebatnya ciptaan dan Sang Pencipta …

Kadang-kadang kita tak mampu luahkan perasaan melalui mulut kerna kita masing-asing punya sifat malu,
Namun Allah sudah dahulu meemahami hambaNya..

ALHAMDULILLAH  yang tak terhingga pada Allah kerna kurniakan saya hati..
Di mana, walau tak mampu zahirkan tangisan melalui mata,
Aku masih mampu menangis melalui hati,
Agar manusia tidak mengetahui segala kesakitan yang aku alami.

Cukup Allah mengetahui kerna Dia Maha Memahami..

wallahu'alam..



Semoga Bermanfaat | Sebarkan cintaNya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...